Renungan Minggu, 19 April 2015
Injil Yohanes 20 : 19 - 29
Perasaan takut telah menguasai perasaan para murid sejak Yesus, Gurunya, ditangkap di taman Getsemani, kemudian dianiaya, diadili secara agama maupun secara politik dan divonis mati dengan disalib. Rasa takut membuat mereka menyembunyikan diri dari masyarakat. Sekalipun Petrus dan Yohanes telah melihat kubur Yesus telah kosong dan Maria Magdalena bersaksi telah melihat Tuhan yang telah bangkit dan berfirman kepadanya. Namun mereka tetap takut, ragu-ragu dan tidak tenang hidupnya.
Perasaan takut telah menguasai perasaan para murid sejak Yesus, Gurunya, ditangkap di taman Getsemani, kemudian dianiaya, diadili secara agama maupun secara politik dan divonis mati dengan disalib. Rasa takut membuat mereka menyembunyikan diri dari masyarakat. Sekalipun Petrus dan Yohanes telah melihat kubur Yesus telah kosong dan Maria Magdalena bersaksi telah melihat Tuhan yang telah bangkit dan berfirman kepadanya. Namun mereka tetap takut, ragu-ragu dan tidak tenang hidupnya.
Pada hari itu, seisi kota Yerusalem gempar karena kubur Yesus telah terbuka dan kosong. Berita itu menjadi percakapan setiap orang. Tetapi hal itu makin menakutkan para murid, sehingga mereka terus bersembunyi. Malamnya mereka berkumpul di suatu rumah, tetapi Thomas Didimus belum berani menggabungkan diri. Ia sangat takut dan memisahkan diri (Yohanes 20:24). Kesepuluh murid berkumpul dan masih dicekam rasa takut. Rumah ditutup dan dikunci. Tiba-tiba Tuhan Yesus hadir di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!" Serta menunjukkan bekas paku di tanganNya dan bekas tombak di lambungNya, maka para murid bersukacita. Dalam ketakutan, Tuhan Yesus datang memberikan penghiburan dan kekuatan iman. Kemudian Dia kembali berkata: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu". Kemudian Tuhan Yesus memberi mereka Roh Kudus dan kuasa yang dijanjikanNya (Yohanes 14:16-17; 16:13-15). Dalam sukacita dan iman, mereka diteguhkan dan diutus oleh Tuhan Yesus.
Kesepuluh murid mencari Thomas Didimus. Setelah bertemu mereka bersaksi telah bertemu Tuhan Yesus, tetapi sayang, Thomas Didimus tidak mau percaya sebelum melihat bukti pada tangan dan lambung Tuhan Yesus. Delapan hari kemudian kesepuluh murid berkumpul bersama Thomas Didimus. Rumah masih ditutup dan dikunci. Tuhan Yesus datang dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!". Dia lalu menoleh kepada Thomas Didimus, memanggil namanya, berfirman dan menunjukkan kedua tangan dan lambungNya. Dia menyuruh melihat serta memegangNya, sehingga ia kembali percaya, dikuatkan dan bersukacita. Tuhan mengajar semua murid: "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya".
Tuhan Memberkati, Amin. (prkt)
0 comments:
Post a Comment